Trump Mulai Pemecatan Massal Staf Voice of America

Jakarta

Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memulai pemecatan massal di Voice of America (VOA) serta media-media lain yang didanai oleh AS. Langkah Trump ini menunjukkan keinginannya untuk membatasi media yang dianggap vital bagi pengaruh AS selama ini.

banner 336x280

Hanya satu hari setelah semua karyawan diberhentikan, para staf kontrak menerima email yang menginformasikan bahwa mereka dipecat pada akhir Maret.

Sumber dari kantor berita AFP melaporkan bahwa email tersebut, yang telah dikonfirmasi oleh beberapa karyawan, menyampaikan bahwa “Anda harus segera menghentikan semua pekerjaan dan tidak diizinkan untuk mengakses gedung atau sistem agensi mana pun.”


Iklan


Gulir untuk melanjutkan konten

Staf kontrak merupakan bagian terbesar dari tenaga kerja di VOA, terutama dalam layanan bahasa non-Inggris, meskipun data terkini mengenai jumlah mereka belum dirilis. Banyak di antara pekerja kontrak tersebut bukan merupakan warga negara AS.

Di sisi lain, staf penuh waktu di VOA yang memiliki perlindungan hukum lebih banyak, tidak dipecat segera, tetapi masa kerja mereka terpaksa dihentikan dan mereka telah diinstruksikan untuk tidak aktif menjalankan tugas.

Voice of America, yang didirikan selama Perang Dunia II, menyiarkan informasi ke seluruh dunia dalam 49 bahasa dengan misi untuk menjangkau negara-negara yang mengalami pembatasan media.

Sebelumnya, Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang mengarah pada pemangkasan besar-besaran di Badan Media Global AS, lembaga yang menaungi VOA. Badan ini memiliki 3.384 pegawai pada tahun fiskal 2023 dan telah mengajukan anggaran sebesar US$950 juta untuk tahun fiskal saat ini.

Pemangkasan ini juga berdampak pada Radio Free Europe/Radio Liberty, yang didirikan selama Perang Dingin, serta Radio Free Asia, yang memberikan informasi kepada masyarakat di negara-negara dengan kontrol ketat atas media.

“Saya sangat sedih karena untuk pertama kalinya dalam 83 tahun, nama baik Voice of America ini dibuat bisu,” ujar Direktur VOA, Michael Abramowitz, dalam sebuah pernyataan yang juga mendapat sorotan dari NPR.

Abramowitz, yang termasuk di antara 1.300 orang yang terpengaruh akibat pemecatan, mengakui bahwa VOA memang memerlukan reformasi untuk berkembang. Namun, menurutnya, keputusan ini justru akan menghalangi misi VOA dalam menyampaikan berita dan program budaya ke seluruh dunia.


Hoegeng Awards 2025


Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

.

Updated: 17 Maret 2025 — 6:00 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *