Di tengah luasnya semesta yang dipenuhi cahaya bintang, terdapat sebuah planet yang menentang pemahaman kita mengenai cahaya dan kegelapan. Planet tersebut adalah TrES-2b, yang terkenal sebagai planet tergelap dalam alam semesta. Keberadaannya mengejutkan para ilmuwan karena hanya memantulkan kurang dari 1 persen cahaya, membuatnya lebih gelap dari batu bara dan cat hitam yang paling pekat.
Baca Juga: Fenomena Cincin Saturnus Hilang, Keajaiban Alam yang Mengejutkan
Penemuan TrES-2b, Si Planet Tergelap dari Konstelasi Draco
TrES-2b ditemukan pada tahun 2006 oleh wahana luar angkasa Kepler milik NASA. Planet ini termasuk dalam klasifikasi exoplanet, yaitu planet yang berada di luar tata surya kita dan mengorbit bintang selain Matahari. TrES-2b mengelilingi bintang GSC 03549-02811 yang terletak sekitar 750 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Draco.
Yang membuat TrES-2b sangat unik adalah sifat ekstremnya. Planet ini menjadi titik fokus penelitian astronomi karena gelapnya yang luar biasa. Temuan ini pertama kali dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan langsung menarik perhatian banyak peneliti di seluruh dunia.
Lebih Gelap dari Batu Bara, Lebih Aneh dari yang Kita Bayangkan
David Kipping, seorang astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, menggambarkan TrES-2b sebagai “lebih gelap dari batu bara paling hitam” yang ada. Planet ini menyerap 99 persen cahaya yang jatuh ke permukaannya, sehingga hampir tidak terlihat meskipun berada dekat dengan bintang yang terang.
Diperkirakan bahwa atmosfer planet ini mengandung bahan kimia penyerap cahaya seperti natrium dan kalium, serta kemungkinan juga titanium oksida. Namun, bahan-bahan ini belum cukup untuk menjelaskan tingkat kegelapan ekstrem planet ini, dan para ilmuwan menduga ada unsur kimia lain yang belum teridentifikasi yang menyebabkannya.
Suhu Ekstrem dan Cahaya Merah yang Misterius
Meskipun dikenal sebagai planet tergelap, TrES-2b tidak sepenuhnya gelap. Karena jaraknya yang sangat dekat dengan bintang induknya—hanya sekitar 4,8 juta kilometer—planet ini memiliki suhu atmosfer yang sangat tinggi, sekitar 980 derajat Celsius.
Panas ekstrem tersebut membuat TrES-2b memancarkan cahaya merah samar, mirip bara api. Menurut David Spiegel dari Princeton University, cahaya tersebut bukan refleksi, melainkan radiasi dari panas internasional planet itu sendiri.
Tidak Ada Awan, Tidak Ada Refleksi
Berbeda dari Jupiter yang memiliki awan reflektif, TrES-2b tidak memiliki awan sama sekali. Suhu tinggi menguapkan semua kemungkinan pembentuk awan, sehingga cahaya dari bintang induknya tidak dapat dipantulkan. Inilah salah satu sebab mengapa planet ini tetap menjadi planet tergelap di alam semesta, bahkan setelah lebih dari satu dekade penelitian.
Baca Juga: Planet Saturnus Memiliki 128 Bulan Baru, Rekor Baru di Tata Surya
Namun, satu pertanyaan besar masih tetap tidak terjawab: bahan apa yang menyebabkan planet ini sangat gelap? Sampai saat ini, belum ada zat kimia yang benar-benar dapat menjelaskan penyerapan cahaya yang begitu tinggi.
Misteri yang Belum Terpecahkan
TrES-2b tetap menjadi misteri besar bagi para ilmuwan. Meskipun banyak hipotesis yang diajukan, belum ada bukti yang dapat dikonfirmasi. Kegelapan ekstremnya menjadikannya sebagai objek penelitian penting dalam bidang exoplanet dan astrofisika. Teleskop canggih seperti James Webb Space Telescope diharapkan dapat membantu mengungkap rahasia planet ini lebih lanjut.
Penemuan TrES-2b memberikan wawasan baru tentang keragaman semesta. Planet seperti ini menunjukkan bahwa realitas di luar tata surya kita dapat lebih aneh dari yang mungkin kita bayangkan. Fakta bahwa sebuah planet mampu menyerap hampir semua cahaya yang menimpanya adalah tantangan bagi segala pemahaman kita tentang sifat dasar cahaya dan materi.
Bukan Hanya Kegelapan, Tapi Juga Harapan
TrES-2b lebih dari sekadar planet tergelap—ia menjadi simbol dari banyak hal yang masih misterius dalam dunia luar angkasa. Dalam kegelapannya, ia menyalakan harapan bagi ilmu pengetahuan. Planet ini menjadi pengingat bahwa alam semesta menyimpan rahasia yang belum terungkap yang menunggu untuk dijelajahi.
Baca Juga: Morning Star, Misi untuk Cek Potensi Kehidupan di Awan Venus
Dengan kemajuan teknologi dan observasi luar angkasa yang terus berlanjut, mungkin saja kita akan menemukan planet-planet lain yang lebih aneh, ekstrem, dan bahkan lebih gelap lagi. Namun untuk saat ini, gelar sebagai planet paling gelap di alam semesta masih dipegang oleh TrES-2b. (R10/HR-Online)
.