JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Jakarta melalui Dinas Kesehatan akan memperluas penyebaran nyamuk aedes aegypti yang terinfeksi bakteri wolbachia ke Kelurahan Kembangan Selatan di Jakarta Barat.
Langkah ini merupakan bagian dari usaha untuk mengurangi jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) yang mengalami peningkatan di wilayah Jakarta.
“Saat ini, wolbachia sudah diterapkan di dua kelurahan dan akan diperluas ke kelurahan ketiga di Kecamatan Kembangan, yaitu Kembangan Utara dan Meruya Utara,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Ani Ruspitawati, saat ditemui di Balai Kota Jakarta pada Kamis (13/3/2025).
Ani menambahkan bahwa setelah Kembangan Selatan, program ini juga akan dilaksanakan di seluruh kelurahan di Kecamatan Kembangan. “Targetnya adalah semua kelurahan di Kecamatan Kembangan akan menerapkan program wolbachia,” ungkap Ani.
Saat ini, Pemprov juga menyiapkan orang tua asuh (OTA) yang bertugas menjaga ember berisi telur nyamuk agar dapat menetas, sehingga populasi nyamuk dengan bakteri wolbachia bisa berkembang sesuai kebutuhan.
“Kami sudah menyiapkan OTA di empat kelurahan. Perluasan tergantung seberapa banyak stok telur yang tersedia,” kata Ani.
Ani mengakui bahwa program ini berjalan lebih lambat daripada yang direncanakan, salah satunya disebabkan oleh keterbatasan pasokan telur nyamuk wolbachia.
“Memang ada keterlambatan dalam pelaksanaan program ini, antara lain disebabkan oleh ketersediaan telur,” tambahnya.
Data dari Pemprov Jakarta mencatat sebanyak 1.416 kasus DBD terjadi di wilayah tersebut dari Januari hingga 9 Maret 2025. Angka ini diperoleh dari laporan yang masuk melalui sistem surveilans Dinas Kesehatan Jakarta.
“Dari 1 Januari hingga 9 Maret 2025, total pasien DBD mencapai 1.416 dengan insidensi rate (IR) 12,48 per 100.000 penduduk,” ujar Ani.
Dari segi distribusi, Jakarta Barat mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 418 kasus dan IR sebesar 15,98 per 100.000 penduduk.
“Jumlah kasus tertinggi ada di Jakarta Barat dengan 418 kasus,” tutupnya.
.