RS di Gaza Dipenuhi Korban Serangan Israel, Tim Medis Tak Mampu Rawat Semua

Berita Terbaru: RS di Gaza Dipenuhi Korban Serangan Israel, Tim Medis Tak Mampu Rawat Semua

Gaza, 20 Oktober 2023 – Rumah sakit di Gaza saat ini menghadapi krisis kemanusiaan yang mendalam akibat serangan udara Israel yang terus berlanjut. Ruang gawat darurat saat ini dipenuhi dengan pasien yang terluka, sementara tim medis berjuang keras untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan. Dengan jumlah korban yang terus meningkat, kemampuan fasilitas kesehatan menjadi sangat terbatas.

Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah korban luka akibat serangan terbaru telah mencapai ribuan, dengan banyak di antaranya mengalami cedera serius yang membutuhkan perawatan medis segera. Namun, stok obat-obatan dan peralatan medis semakin menipis, dan banyak rumah sakit terpaksa membatasi jenis perawatan yang dapat diberikan.

Dr. Ahmad Khalil, seorang dokter di Rumah Sakit Al-Shifa, mengungkapkan keprihatinan mendalam terkait situasi ini. “Kami tidak dapat merawat semua pasien. Banyak yang membutuhkan tindakan operasi, tetapi kami tidak memiliki ruang bedah atau peralatan yang cukup. Kondisi ini sangat memilukan, dan kami merasa putus asa melihat penderitaan yang dialami orang-orang ini,” ujar Dr. Khalil.

Pihak otoritas kesehatan setempat menyerukan bantuan internasional dan pengiriman segera obat-obatan serta peralatan medis. Sementara itu, lembaga-lembaga kemanusiaan berusaha untuk mendistribusikan bantuan ke area-area yang paling terdampak, namun tantangan keamanan dan aksesibilitas membuat upaya ini semakin sulit.

Situasi di Gaza terus memprihatinkan, dengan banyak warga sipil yang terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal mereka. Dengan konflik yang tampaknya tak kunjung reda, kebutuhan akan bantuan kemanusiaan semakin mendesak. Pihak internasional diharapkan dapat segera beraksi untuk meringankan penderitaan masyarakat Gaza dan memberikan dukungan kepada tim medis yang berjuang di garis depan krisis ini.

Kondisi darurat ini menciptakan tantangan yang signifikan bagi sistem kesehatan yang sudah lumpuh, dan aksi kolektif dari komunitas internasional sangat dibutuhkan untuk mencegah tragedi lebih lanjut di kawasan tersebut.

,

Updated: 19 Maret 2025 — 5:40 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *