Protes warga Amerika Serikat akibat kebijakan radikal Donald Trump semakin meluas.

Jakarta

Kebijakan terbaru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapat sorotan tajam. Gelombang protes di seluruh Amerika pun tidak dapat dihindari.

banner 336x280

Menurut laporan, pada Senin (7/4/2025), kebijakan ekonomi tersebut telah memicu reaksi negatif dari berbagai negara. Kebijakan ini dianggap mengganggu sistem perdagangan global yang berimbas pada kondisi ekonomi internasional.

Kebijakan deportasi massal yang diterapkan di bawah pemerintahan Trump juga menuai kritik keras, karena dianggap meningkatkan sentimen rasial di Amerika.

Lanjutkan untuk membaca konten

Publik merespons dengan keras serangkaian kebijakan ekstrem dari Trump. Protes tidak hanya berlangsung di Amerika, tetapi juga menjalar ke negara-negara Eropa.

Dikutip dari AFP, pada Minggu (6/4/2025), puluhan ribu orang turut berunjuk rasa, menjadikannya sebagai demonstrasi terbesar sejak Trump menjabat kembali di Gedung Putih.

Partisipan mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kebijakan Trump, seperti pengurangan staf pemerintah, tarif perdagangan, dan pengikisan kebebasan sipil dalam aksi protes yang digelar di Washington, New York, Houston, Florida, Colorado, dan Los Angeles, pada Sabtu (5/4) waktu setempat.

Salah satu demonstran di New York, Shaina Kesner, menyatakan, “Saya sangat marah. Sekelompok orang dengan privilese mengendalikan negara kita. Itu tidak baik.”

Di Washington, ribuan pengunjuk rasa, banyak di antaranya datang dari berbagai penjuru AS, berkumpul di National Mall, di mana ratusan pembicara menyerukan aksi menentang Trump.

Diane Kolifrath (64), seorang pemandu wisata sepeda, menambahkan, “Kami memiliki sekitar 100 orang yang datang dengan bus dan van dari New Hampshire untuk memprotes pemerintahan yang berlebihan ini, yang menyebabkan kita kehilangan sekutu di seluruh dunia dan menghancurkan kehidupan di tanah air.”

Dia menegaskan, “Mereka menghancurkan pemerintahan kita.”

Demonstrasi di Jerman

Protes juga berlangsung di Los Angeles. Seorang wanita berpakaian ala karakter dari novel distopia mengibarkan bendera besar dengan pesan yang menentang kebijakan anti-aborsi Trump.

Di Denver, Colorado, seorang pria di kerumunan menunjukkan plakat bertuliskan “Tidak ada raja untuk AS.”

Demonstrasi bahkan meluas hingga ke beberapa ibu kota Eropa, di mana para pengunjuk rasa menyuarakan penentangan terhadap Trump dan kebijakan perdagangannya yang agresif.

Liz Chamberlin, seorang warga negara AS-Inggris, menyatakan, “Apa yang terjadi di Amerika adalah masalah semua orang.” Dia mengkhawatirkan dampak ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan Trump, mengatakan, “Dia akan membawa kita ke dalam resesi global.”

Sementara itu, di Berlin, Jerman, Susanne Fest, seorang pensiunan 70 tahun, mengungkapkan bahwa Trump telah menciptakan “krisis konstitusional,” menambahkan, “Orang itu gila.”

Halaman 2 dari 2

(ygs/ygs)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

.

Updated: 7 April 2025 — 3:59 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *