Singapura saat ini sedang menghadapi lonjakan signifikan kasus penyakit ginjal. Terdata, sekitar 500 ribu penduduk mengalami penyakit ginjal kronis. Dua dari tiga individu di negara ini terdiagnosis gagal ginjal akibat diabetes.
Penyakit ginjal kronis menunjukkan adanya kerusakan pada ginjal, yang mengakibatkan organ tersebut tidak berfungsi dengan baik. Ginjal berperan penting sebagai penyaring dalam tubuh, bertugas menyaring limbah, racun, dan kelebihan cairan dari darah.
Apabila ginjal kehilangan fungsinya, maka limbah akan terakumulasi dalam darah karena tidak dapat disaring.
Berdasarkan catatan sistem data ginjal AS tahun 2023, Singapura berada di posisi kedua dalam hal gagal ginjal yang disebabkan oleh diabetes, setelah Brunei.
Kepala National Kidney Foundation (NKF) Singapura, Lang, memperkirakan bahwa pada tahun 2035, jumlah kasus penyakit ginjal kronis di Singapura akan mencapai 900.000.
“Kami berupaya untuk memerangi peningkatan jumlah kasus ini, dan rencana kami adalah melalui peningkatan kesadaran, pencegahan, dan pendidikan,” jelas Lang.
NKF melaporkan bahwa saat ini terdapat 5.700 pasien yang menjalani dialisis, yang merupakan sekitar 60 persen dari total populasi dialisis di Singapura.
Tam Hon Yuen, seorang warga Singapura, mengalami sesak napas dan kelelahan saat berjalan di Manchester, Inggris. Hal ini sangat tidak biasa baginya, karena ia jarang sakit meskipun memiliki aktivitas padat sebagai manajer penerbangan dan rutin bersepeda antara 60 hingga 80 kilometer saat hari libur di Singapura.
Dalam penerbangan kembali, beberapa rekannya mencatat bahwa ia tampak pucat.
Setelah seminggu, pria yang sudah mendekati usia enam puluh tahun ini memutuskan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter umum, dan hasil tes darah menunjukkan bahwa fungsi ginjalnya sudah terganggu.
Untuk informasi lebih lanjut, baca terus berita yang ada.
Bagi ibu-ibu yang ingin berbagi pengalaman terkait parenting dan mendapatkan banyak hadiah, ayo bergabung dengan komunitas. Daftar dan ikuti kegiatan yang ada. Gratis!
(asa/rap)
.