Papua Barat Mendapatkan Peringkat Keempat Secara Nasional dalam Kasus Tuberkulosis yang Ditemukan

Orideknews.com, Manokwari – Provinsi Papua Barat berhasil meraih prestasi yang menggembirakan dalam penanganan kasus Tuberkulosis (TBC) di tingkat nasional. Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan, Papua Barat menempati posisi keempat dari 38 provinsi di Indonesia dengan tingkat penemuan kasus mencapai 90,71 persen.

Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), menunjukkan progres yang signifikan dalam upaya pengendalian TBC. Data Kementerian Kesehatan untuk tahun 2024 mencatat bahwa sebanyak 2.957 pasien telah diperiksa, di mana 2.869 di antaranya terdiagnosis TBC sensitif obat, sedangkan 88 pasien lainnya merupakan kasus TBC yang resisten terhadap pengobatan.

banner 336x280

"Kita telah mencapai peringkat keempat secara nasional, yang merupakan capaian yang sangat baik," kata Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, saat berbincang dengan media pada Kamis, (6/3/25).

Namun, dr. Alwan mengakui masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait tingkat keberhasilan pengobatan atau success rate. "Tantangan utama kami adalah memastikan pasien ditemukan dan diobati hingga menyelesaikan pengobatan secara tuntas," jelasnya.

Ia menjelaskan, success rate terdiri dari dua indikator, yakni angka kesembuhan dan angka penyelesaian pengobatan. "Kesembuhan berarti pasien telah menjalani pengobatan hingga tuntas dan dinyatakan sembuh melalui pemeriksaan laboratorium. Sedangkan success rate mengacu pada pasien yang telah menyelesaikan pengobatan, meski hasil laboratoriumnya belum tentu menunjukkan kesembuhan," tambahnya.

Menurut data, angka kesembuhan di Papua Barat saat ini mencapai 11,4 persen, yang menunjukkan bahwa pasien telah menjalani pengobatan secara tuntas dan dinyatakan sembuh oleh laboratorium. Sementara itu, 36,10 persen pasien berhasil menyelesaikan pengobatan, 4,56 persen meninggal dunia, 13,7 persen menghentikan pengobatan, dan 34,82 persen tidak dievaluasi karena pindah ke tempat tinggal lain.

dr. Alwan menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan TBC. Ia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam memantau konsumsi obat dan memberikan obat pencegahan kepada anggota keluarga pasien TBC yang hasilnya negatif, serta bagi mereka yang terjangkit HIV.

"Diharapkan langkah-langkah yang kami ambil dapat mengurangi beban penyakit TBC di Papua Barat dan mendukung upaya nasional untuk mengeliminasi TBC di Indonesia," tutup dr. Alwan. (ALW/ON).

.

Updated: 9 Maret 2025 — 12:35 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *