Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) baru-baru ini mengungkapkan adanya penambahan kasus HIV/AIDS di wilayah mereka.
Per awal Februari 2025, tercatat telah ada delapan kasus baru. Lima kasus ditemukan di Klinik PT IWIP, dua di RSUD Weda, dan satu di Puskesmas Lelilef.
Tren infeksi HIV/AIDS di Halteng menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sejak Januari 2025, sudah terdapat 13 kasus yang terdeteksi.
Irwan Halek, Penanggung Jawab Program HIV Dinkes Halteng, menyampaikan bahwa berdasarkan data dari aplikasi SIHA 2.1, terjadi lonjakan kasus yang mencolok sejak tahun 2021 hingga awal 2025.
“Di bulan Januari 2025, kami mencatat 13 kasus baru yang terdiagnosis, di mana Klinik Pratama PT IWIP dan RSUD Weda menjadi lokasi dengan temuan terbanyak. Februari ini juga mencatat tambahan 8 kasus dari lokasi yang sama,” jelasnya pada Rabu (12/03/2025).
Dinkes Halteng juga mengidentifikasi beberapa daerah rawan penyebaran HIV/AIDS, termasuk kawasan sekitar tambang, Desa Sagea, Lelilef, dan Weda.
Sebagian besar kasus baru ditemukan pada kelompok berisiko, seperti ibu hamil, pasien hepatitis, penderita TBC, waria, pekerja seks komersial (PSK), dan lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki (LSL).
“Untuk pencegahan, Dinkes telah meningkatkan sosialisasi di seluruh puskesmas dengan fokus pada kelompok rentan untuk membantu mereka memahami pentingnya pencegahan dan deteksi dini infeksi HIV/AIDS,” tutupnya.
Irwan mengingatkan bahwa pemerintah daerah menargetkan pencapaian Three Zero: Zero New Infections (Tidak ada infeksi HIV baru), Zero Discrimination (Tidak ada diskriminasi terhadap orang dengan HIV), dan Zero AIDS-related Deaths (Tidak ada kematian akibat AIDS).
Ia juga menghimbau masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan, untuk secara sukarela melakukan tes HIV di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
.
