Nasabah Bank Terancam Beralih ke Surat Berharga Negara, Berikut Penjelasannya

Perebutan Likuiditas dalam Sektor Perbankan di Tengah Penurunan Suku Bunga

Perbankan saat ini menghadapi tantangan serius dalam hal likuiditas di pasar. Meskipun suku bunga acuan mengalami penurunan, beban bunga tetap tinggi, menciptakan situasi kompetitif antara perbankan dan instrumen investasi yang menjanjikan imbal hasil lebih menarik.

Salah satu contoh adalah Surat Berharga Negara (SBN) yang menawarkan bunga lebih tinggi dibandingkan dengan deposito bank. Sebagai gambaran, hingga Februari 2025, imbal hasil SBN untuk tenor 2 tahun dan 10 tahun masih berada di atas 6%, sementara suku bunga untuk simpanan deposito dalam tenor 2 tahun hanya sekitar 4% berdasarkan data dari Bank Indonesia pada Januari 2025.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimiliki perbankan dari individu menunjukkan penurunan tahunan sekitar 2,6%. Sementara itu, kepemilikan individu terhadap SBN meningkat hingga 25,79% YoY, mencapai Rp 576,92 triliun.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, mengakui adanya persaingan ketat terhadap SBN dalam mencari likuiditas. Dengan penurunan bunga acuan BI yang berbanding terbalik dengan kenaikan bunga SBN, bank-bank seperti BCA harus menghadapi tantangan untuk menarik nasabah.

Jahja juga mengindikasikan bahwa potensi nasabah kaya yang memiliki simpanan besar di bank sangat rentan untuk beralih ke SBN, mengingat mereka lebih memperhatikan imbal hasil yang fleksibel dan tidak terikat pada jangka pendek. Dalam catatan, deposito BCA pada Januari 2025 tercatat sekitar Rp 195,4 triliun, turun dari Rp 205,93 triliun pada tahun sebelumnya.

Kicky Andrie Davetra, Direktur Bisnis Bank Raya, menambahkan bahwa tingginya imbal hasil SBN menyulitkan bank untuk bersaing menarik likuiditas. Banyak bank yang kini menawarkan imbal hasil yang lebih menarik untuk mempertahankan dana nasabah.

Sementara itu, Efdinal Alamsyah dari Bank Oke menekankan bahwa meskipun ada persaingan dalam likuiditas, tidak serta-merta dana nasabah akan beralih ke SBN. Bank juga berusaha untuk menjaga dana nasabah dengan memberikan insentif yang menarik. Namun, jika bank tidak aktif melakukan strategi untuk mempertahankan dana tersebut, risiko pemindahan dana ke SBN tetap ada.

Kondisi ini menggambarkan kompleksitas yang dihadapi perbankan dalam mempertahankan likuiditas mereka ditengah ketatnya persaingan di pasar investasi.

.

Updated: 9 Maret 2025 — 4:31 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *