Kisah Para Pasien Rhabdomyolysis, Otot hingga Ginjal Rusak Usai Olahraga Berlebihan

Berita Terbaru: Kisah Para Pasien Rhabdomyolysis, Otot hingga Ginjal Rusak Usai Olahraga Berlebihan

Dalam beberapa minggu terakhir, berita mengenai kasus rhabdomyolysis semakin mencuat, di mana sejumlah pasien mengalami kerusakan otot yang serius setelah berolahraga secara berlebihan. Rhabdomyolysis adalah kondisi medis yang terjadi ketika otot-otot tubuh mengalami kerusakan parah, sehingga menyebabkan pelepasan mioglobin—protein yang terdapat dalam sel otot—ke dalam aliran darah. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini dapat berujung pada kerusakan ginjal yang serius.

banner 336x280

Kisah Para Pasien

Salah satu pasien, Sami, seorang penggemar olahraga dari Jakarta, berbagi pengalamannya setelah mengikuti program pelatihan intensif yang berlangsung selama seminggu. "Setelah sesi latihan yang sangat melelahkan, saya merasa nyeri otot yang luar biasa. Beberapa hari kemudian, urin saya berwarna gelap, dan saya merasa sangat lelah. Ketika saya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, dokter mengonfirmasi bahwa saya mengalami rhabdomyolysis," ujarnya. Sami harus menjalani perawatan intensif dan infus cairan untuk membantu mengeluarkan racun dari tubuhnya.

Kasus lainnya adalah Rina, seorang pelari maraton, yang mengalami gejala mirip setelah mengikuti lomba selama 24 jam tanpa cukup istirahat. "Saya merasa luar biasa saat berlari, tetapi setelah mencapai garis finish, tubuh saya tidak bisa bergerak. Dua hari kemudian, saya dilarikan ke rumah sakit dengan diagnosis rhabdomyolysis," ungkap Rina. Kini, ia lebih berhati-hati dalam mengatur waktu lari dan memberikan tubuhnya waktu untuk pulih.

Pentingnya Kesadaran dan Perawatan Dini

Dokter spesialis olahraga, Dr. Arief, menjelaskan bahwa rhabdomyolysis sering kali terjadi pada individu yang tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik berat. "Penting untuk melakukan pemanasan yang cukup dan tidak berlebihan dalam berlatih. Jika mengalami gejala seperti nyeri otot yang berlebihan, lemas, atau urin berwarna gelap, segeralah mencari bantuan medis," imbuhnya.

Kementerian Kesehatan juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjalani program olahraga. Dalam sebuah pernyataan resmi, mereka menyarankan agar setiap individu memiliki rencana latihan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan tidak ragu untuk beristirahat saat merasakan kelelahan.

Dengan meningkatnya popularitas program kebugaran dan olahraga ekstrem, kasus rhabdomyolysis diperkirakan akan terus meningkat. Melalui peningkatan kesadaran akan risiko-risiko ini dan pentingnya mendengarkan tubuh, diharapkan kasus-kasus serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.

,

Updated: 5 April 2025 — 6:04 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *