Kemenkes Menegaskan Tekad untuk Mengeliminasi Kanker Serviks, Terdapat 36 Ribu Kasus Baru Setiap Tahun.

Jakarta, 24 April 2025

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan keprihatinannya mengenai tingginya angka kasus kanker serviks di Indonesia dalam sebuah diskusi bertema “Reafirmasi Komitmen Eliminasi Kanker Serviks”. Saat ini, kanker serviks menjadi jenis kanker tertinggi kedua di Indonesia.

Setiap tahun, lebih dari 36.000 kasus baru diperkirakan terdeteksi. Sayangnya, sekitar 70 persen kasus tersebut baru diketahui ketika memasuki stadium lanjut, yang secara signifikan meningkatkan risiko kematian.

“Saya berharap diskusi ini dapat membuka perspektif baru, menghasilkan solusi, serta memperkuat kerja sama lintas sektor antara pemerintah, swasta, praktisi, dan masyarakat luas,” kata Prof. Dante.

Ia menyatakan bahwa rendahnya tingkat deteksi dini adalah salah satu faktor penyebab utama tingginya angka kematian akibat kanker serviks. Oleh karena itu, pemerintah memprioritaskan upaya promotif dan preventif melalui program vaksinasi HPV serta pemeriksaan skrining secara berkala.

Sebagai tanda keseriusan, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Aksi Nasional untuk Eliminasi Kanker Serviks, yang mencakup tiga pilar utama. Pertama, anak perempuan dan laki-laki berusia 15 tahun akan mendapatkan vaksinasi HPV. Kedua, perempuan berusia 39 tahun diharapkan menjalani skrining HPV DNA. Ketiga, perempuan dengan kanker serviks invasif harus menerima perawatan sesuai dengan standar medis.

“Jika ketiga pilar ini dilaksanakan secara menyeluruh dan terkoordinasi, saya yakin kita dapat mengurangi angka kematian dan mencapai eliminasi kanker serviks di seluruh Indonesia,” tegas Wamenkes.

Mulai tahun 2025, layanan skrining HPV DNA akan diintegrasikan ke dalam program pemeriksaan kesehatan gratis. Diharapkan langkah ini akan mampu memperluas jangkauan deteksi dini dan mencegah penyakit berkembang ke tahap yang lebih parah.

Namun, tantangan geografis yang kompleks masih menjadi hambatan, terutama di daerah terpencil dan kepulauan yang belum memiliki akses layanan kesehatan yang memadai.

Sebagai solusi, Kementerian Kesehatan berencana membangun laboratorium dukungan di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Laboratorium ini akan mempercepat proses diagnosis kanker serviks, terutama di fasilitas kesehatan yang belum memiliki sarana yang cukup.

Evaluasi menyeluruh di tingkat Puskesmas juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa pemeriksaan kanker serviks dapat menjadi layanan rutin yang efisien dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Berita ini disampaikan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi nomor hotline Kemenkes.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM

.

Updated: 24 April 2025 — 5:43 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *