Kematian Akibat DBD Hampir 200 Jiwa, Wamenkes Menyampaikan Pernyataan Ini

Jakarta: Kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat bahwa hingga 13 April 2025 terdapat 38.740 kasus DBD dengan 182 kematian.

Wakil Kementerian Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KBMD., Ph.D, menyatakan bahwa angka tersebut tidak dapat dianggap sepele. Edukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan DBD sangat diperlukan agar tidak meluas.

banner 336x280

“Setelah lebih dari setengah abad, DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius,” tuturnya dalam acara media tentang pencegahan dengue di Jakarta.

Banyak orang beranggapan bahwa DBD hanya muncul saat musim hujan. Namun, Indonesia merupakan negara yang hiper-endemik terhadap dengue, yang berarti penyebaran penyakit ini dapat terjadi sepanjang tahun, terlepas dari musim.

Kementerian Kesehatan juga menerbitkan Surat Edaran sebagai upaya kewaspadaan dini terhadap DBD dan Chikungunya. Kolaborasi untuk menurunkan angka kasus dan kematian bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat.

Kementerian Kesehatan menargetkan nihil kematian akibat dengue pada tahun 2030. Langkah ini mencakup strategi pencegahan, pengobatan dini, serta inovasi dalam perawatan, termasuk vaksinasi.

“Target kita adalah tidak ada kematian yang disebabkan oleh virus dengue pada tahun 2030,” jelas Prof. Dante.

DBD adalah kondisi serius yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan obat sederhana. Faktanya, sampai sekarang belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara pasti.

Melakukan tindakan pencegahan dengan 3M Plus sangat krusial untuk mencapai target nol kematian pada tahun 2030. Pencegahan tidak pernah terlambat untuk dilakukan.

Selain itu, masyarakat dianjurkan untuk meningkatkan perlindungan melalui metode inovatif, seperti vaksinasi yang telah memperoleh izin dari BPOM. Vaksin DBD dapat diberikan kepada individu berusia 6 hingga 45 tahun, dengan dua dosis yang diberikan dalam interval tiga bulan. Vaksin ini dapat membantu mengurangi keparahan penyakit.

Cek berita dan artikel lainnya di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(FIR)

.

Updated: 25 April 2025 — 9:17 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *