Kejaksaan Agung Menyampaikan Draf Putusan Pembebasan Kasus Minyak Goreng yang Diperbaiki oleh Pengacara

Jakarta –

Otoritas Kejaksaan Agung mengungkapkan adanya draf putusan bebas dalam kasus korupsi ekspor crude palm oil (CPO), yang merupakan bahan baku minyak goreng. Draf tersebut bahkan mengalami revisi oleh pengacara terdakwa sebelum dibacakan di persidangan.

Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung, Abdul Qohar, menyampaikan bahwa informasi ini berasal dari keterangan saksi. Draf tersebut diperiksa dan diedit oleh Marcella Santoso, yang merupakan pengacara untuk salah satu terdakwa.

“Salah satu saksi menyatakan bahwa beberapa waktu sebelum putusan dijatuhkan di pengadilan, Wahyu Gunawan, yang bertindak sebagai panitera, telah memberikan draf putusan kepada terdakwa,” kata Abdul Qohar dalam konferensi pers di Jakarta Selatan pada tanggal 22 April 2025.

Wahyu Gunawan sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus vonis bebas terkait ekspor minyak goreng. Dia dijadikan tersangka bersama tujuh orang lainnya, termasuk Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan seorang hakim.

Abdul Qohar menambahkan bahwa draf putusan tersebut kemudian dikembalikan setelah disesuaikan dengan permintaan dari terdakwa. Namun saat penyidikan, kedua terdakwa, Marcella Santoso dan Junaedi Saibih, yang juga merupakan pengacara, tidak mengakui tindakan tersebut.

“Tersangka MS dan JS seharusnya memeriksa apakah putusan tersebut sesuai dengan yang diminta. Namun selama penyidikan, keduanya membantah fakta yang ada,” tutur Abdul Qohar.

Dia menyimpulkan bahwa tindakan tersebut merupakan usaha untuk menghilangkan barang bukti. Selain itu, mereka juga memberikan informasi yang tidak benar selama proses penyidikan.

“Berdasarkan hal-hal yang terjadi, tindakan ini dapat dikategorikan sebagai upaya sengaja merusak barang bukti dalam perkara korupsi dan juga sebagai tindakan memberikan informasi palsu selama penyidikan,” pungkasnya.

(lir/lir)