Sebuah penelitian baru mengungkapkan penemuan lubang hitam terdekat yang berjarak hanya 1.560 tahun cahaya dari Bumi. Lubang hitam ini, yang disebut Gaia BH1, memiliki massa sekitar 10 kali massa Matahari dan berorbit di sekeliling bintang yang mirip dengan Matahari.
Kebanyakan lubang hitam yang telah diidentifikasi merupakan penghisap gas dari bintang pendamping yang lebih besar. Gas tersebut mengelilingi lubang hitam dan memancarkan cahaya terang dalam sinar-X. Namun, lubang hitam yang tidak aktif justru lebih umum di galaksi kita.
Jumlah lubang hitam yang tidak aktif mungkin jauh lebih besar, dan para astronom telah lama mencari keberadaan jenis lubang hitam ini, meskipun klaim sebelumnya tentang penemuan mereka belum dapat dipastikan.
Astrofisikawan Kareem El-Badry dan timnya menggunakan data terbaru dari pesawat ruang angkasa Gaia, yang dengan akurat memetakan posisi miliaran bintang. Bintang yang mengorbit lubang hitam dengan jarak aman tidak akan dimakan, tetapi terpengaruh oleh tarikan gravitasi, memungkinkan astronom untuk mendeteksi keberadaan lubang hitam berdasarkan pergerakan bintang tersebut.
Dari banyak bintang yang tampaknya terpengaruh oleh objek tak terlihat, hanya satu yang terlihat seperti kandidat yang bagus untuk lubang hitam. Penelitian lebih lanjut dengan teleskop lainnya menguatkan hipotesis ini, sebagaimana dilaporkan tim dalam sebuah publikasi.
Gaia BH1 merupakan lubang hitam terdekat yang pernah ditemukan, sedangkan yang terdekat berikutnya berada pada jarak sekitar 3.200 tahun cahaya. Namun, ini mungkin bukan yang terdekat yang ada, karena astronom memperkirakan terdapat sekitar 100 juta lubang hitam di galaksi Bima Sakti, sebagian besar di antaranya tidak dapat terlihat.
“Mereka umumnya terisolasi, sehingga sulit untuk melihat mereka,” ungkap El-Badry dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Data selanjutnya dari Gaia direncanakan dirilis pada tahun 2025, dan El-Badry berharap data tersebut akan membawa lebih banyak penemuan lubang hitam. “Kami percaya mungkin ada banyak lagi yang lebih dekat, tetapi kami baru menemukan satu. Ini menunjukkan masih banyak yang bisa discovered,” tutup El-Badry.
.