Dampak Latihan Aerobik dengan Intensitas Sedang pada Penderita Diabetes

Diabetes melitus tipe 2 (T2DM) terus mengalami peningkatan dalam prevalensi dan insidensinya, menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2021, diperkirakan terdapat 529 juta individu dari berbagai usia yang hidup dengan diabetes, dengan prevalensi standar usia sebesar 6,1%. Selain itu, sekitar 485 juta orang dewasa berusia antara 20 hingga 79 tahun juga terdiagnosis diabetes. Data dari Beban Penyakit Global antara tahun 1990 hingga 2021 menunjukkan peningkatan sebesar 20% pada semua kelompok usia dalam rentang 65-95 tahun. Diabetes berdampak buruk terhadap kualitas hidup, salah satunya melalui munculnya disfungsi kandung kemih, yang dikenal sebagai diabetic bladder dysfunction (DBD). Dua protein, yaitu transforming growth factor beta-1 (TGF-β1) dan kolagen tipe I, memiliki peran penting dalam patogenesis gangguan berkemih yang berkaitan dengan DBD.

Latihan aerobik merupakan salah satu intervensi utama dalam penanganan diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak latihan aerobik dengan intensitas sedang terhadap kadar dua protein, TGF-β1 dan kolagen tipe I, dalam kandung kemih. Dalam penelitian yang dilakukan pada tikus, latihan aerobik dilaksanakan selama enam minggu. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam ekspresi TGF-β1 dan kolagen tipe I di lamina propria dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perubahan pada kedua protein ini bisa membantu memperbaiki keluhan berkemih pada DBD, serta berkontribusi dalam menjaga fleksibilitas dan mencegah penebalan dinding kandung kemih. Temuan ini memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan nonfarmakologis dalam pengelolaan DBD, terutama melalui latihan aerobik dengan intensitas sedang. Penelitian ini juga memperluas pemahaman mengenai terapi berbasis olahraga dalam mengatasi komplikasi diabetes, khususnya yang berkaitan dengan gangguan berkemih dan fungsi kandung kemih.

Penulis: Mohammad Ayodhia Soebadi, dr., Sp.U.

.

Updated: 10 Maret 2025 — 2:47 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *