Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan, mengajak masyarakat untuk berinvestasi di emas dengan pertimbangan yang matang, bukan sekadar mengikuti tren atau merasa ketinggalan.
“Penting untuk memahami faktor-faktor fundamental yang memengaruhi harga emas. Para investor sebaiknya bersikap hati-hati dan tidak hanya mengikuti arus,” ungkap Damar dalam webinar yang diselenggarakan oleh OJK Institute bertajuk “Meneropong Masa Depan Pasar Emas Indonesia: Peran Strategis Bullion Bank” di Jakarta, Kamis.
Damar menekankan bahwa emas adalah instrumen investasi jangka panjang, bukan sekadar untuk trading atau investasi jangka pendek.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Dalam jangka panjang, lanjutnya, nilai emas terbukti mengikuti bahkan mengungguli inflasi. Harga emas juga meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi global, isu geopolitik, dan perang dagang.
Beberapa analis memperkirakan harga emas akan terus meningkat hingga akhir 2025, dengan target mencapai sekitar 3.400 dolar AS per troy ounce. Namun, prediksi ini tetap bergantung pada kondisi global dan faktor fundamental ekonomi.
“Jadi, penting untuk memperhatikan pengaruh fundamental dalam waktu dekat. Namun, untuk jangka panjang, insya Allah, harga emas akan terus naik,” tambahnya.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan masyarakat yang berminat berinvestasi emas untuk memastikan keaslian emas yang dibeli, terutama jika membeli dari toko emas konvensional.
Direktur Pengembangan Lembaga Pembiayaan Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan LJK Lainnya OJK, Hari Gamawan, menjelaskan bahwa toko emas konvensional bukan lembaga jasa keuangan, sehingga OJK tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi mereka.
“Sementara lembaga keuangan seperti PT Pegadaian yang melakukan kegiatan bullion akan diawasi. Untuk toko emas, OJK tidak akan melakukan pengawasan, karena mereka tidak termasuk dalam kategori lembaga jasa keuangan,” jelas Hari.
(agt)
.