Bawang putih sudah lama dianggap sebagai rempah yang memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah kemampuannya dalam menurunkan kadar gula darah berkat kandungan allicin yang ada di dalamnya. Senyawa aktif ini, berdasarkan penelitian di laboratorium, menunjukkan adanya potensi antidiabetik yang dapat membantu menstabilkan kadar glukosa dalam darah.
Sementara dukungan ilmiah masih diperlukan, beberapa studi pada manusia menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih secara teratur dapat berkontribusi dalam menurunkan kadar gula darah serta mengurangi risiko aterosklerosis, sebuah kondisi yang sering dialami oleh penderita diabetes. Selain itu, bawang putih juga kaya akan vitamin C, yang berfungsi menjaga kestabilan kadar gula darah dalam tubuh.
Namun, para ahli medis merekomendasikan agar bawang putih dipandang sebagai tambahan dalam terapi, bukan sebagai pengganti pengobatan medis utama. Oleh karena itu, penggunaannya perlu diawasi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu, terutama bagi yang sedang menjalani perawatan tertentu, seperti pengencer darah.
“Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efisiensi bawang putih dalam menurunkan gula darah pada manusia. Hingga saat ini, penelitian yang ada baru berhasil dilakukan pada tikus. Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan di masa depan bawang putih bisa menjadi alternatif terapi,” ujar praktisi kesehatan, dr. Devia Irine Putri.
.