10 Tanda Kesehatan Paru-paru yang Buruk, Termasuk Gejala yang Terlihat pada Kuku dan Bibir.

LAJUR.CO, KENDARI – Tidak merokok atau menggunakan vape bukanlah jaminan bahwa paru-paru sepenuhnya sehat. Beragam kondisi dapat memengaruhi kesehatan paru-paru.

Menurut data yang dilaporkan, lebih dari 260 juta orang di seluruh dunia hidup dengan penyakit asma. Sementara itu, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) mengakibatkan kematian satu orang setiap empat menit di AS. Ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan paru-paru adalah isu yang serius.

banner 336x280

Berbagai infeksi paru-paru dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur yang menginvasi organ ini, mengakibatkan peradangan. Beberapa individu mungkin memerlukan perawatan medis dalam jangka pendek atau panjang, tergantung pada kondisi yang mereka alami.

Gejala infeksi paru-paru sering kali tidak disadari atau diabaikan, padahal dapat berisiko fatal. Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang perlu diwaspadai, sebagaimana dirangkum oleh Healthline.

Gejala infeksi paru-paru bervariasi dari yang ringan hingga yang berat. Ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia, kesehatan keseluruhan, serta penyebab infeksi (apakah virus, bakteri, atau jamur).

Gejala mungkin mirip dengan flu atau pilek, tetapi umumnya berlangsung lebih lama.

Jika mengalami infeksi paru-paru, berikut adalah gejala yang paling umum:

Batuk Berdahak

Batuk dengan lendir bertujuan untuk mengeluarkan cairan yang dihasilkan akibat peradangan pada saluran napas dan paru-paru. Lendir ini bisa berwarna bening, putih, hijau, atau abu-abu kekuningan, dan mungkin mengandung darah.

Batuk ini bisa berlangsung selama beberapa minggu meskipun gejala lainnya sudah membaik.

Nyeri Dada yang Menusuk

Nyeri dada yang disebabkan oleh infeksi paru-paru sering kali terasa tajam dan cenderung memburuk saat batuk atau menarik napas dalam. Nyeri ini kadang dapat menjalar hingga ke punggung bagian tengah dan atas.

Demam

Demam merupakan respons tubuh dalam melawan infeksi. Suhu tubuh normal biasanya berkisar di 37 derajat Celsius. Jika infeksi paru-paru disebabkan oleh bakteri, demam dapat mencapai 40,5 derajat Celsius, yang bisa berbahaya.

Demam tinggi di atas 38,9 derajat Celsius biasanya disertai gejala lain seperti berkeringat, menggigil, nyeri otot, dehidrasi, sakit kepala, dan kelemahan. Jika demam melebihi 38,9 derajat Celsius atau bertahan lebih dari 3 hari, segeralah konsultasi ke dokter.

Nyeri Tubuh

Infeksi paru-paru bisa menyebabkan nyeri otot dan punggung, dikenal sebagai mialgia. Dalam beberapa kasus, otot dapat mengalami peradangan, menyebabkan rasa sakit saat infeksi terjadi.

Hidung Berair

Gejala hidung berair dan bersin sering muncul pada infeksi paru-paru seperti bronkitis.

Sesak Napas

Sesak napas adalah kondisi di mana seseorang merasa kesulitan bernapas atau tidak dapat menarik napas sepenuhnya. Penting untuk segera mendapatkan bantuan medis jika mengalami kesulitan bernapas.

Kelelahan

Ketika tubuh melawan infeksi, seseorang biasanya akan merasa lesu dan lelah. Istirahat adalah hal yang sangat penting dalam kondisi ini.

Mengi

Pada saat mengeluarkan napas, seseorang mungkin mendengar suara siulan bernada tinggi yang dikenal sebagai mengi, disebabkan oleh saluran napas yang menyempit atau mengalami peradangan.

Gejala di Kulit dan Bibir

Permukaan bibir atau kuku bisa tampak berwarna biru akibat kekurangan oksigen.

Suara Berderak di Paru-paru

Salah satu ciri infeksi paru-paru adalah suara berderak di dasar paru-paru, yang dikenal sebagai kresek bibasilar. Suara ini dapat didengar oleh dokter menggunakan stetoskop.

Infeksi paru-paru umum dapat disebabkan oleh virus atau bakteri, dengan beberapa yang paling sering dijumpai adalah:

  • Pneumonia
  • Bronkitis
  • Bronkiolitis

Infeksi jamur juga dapat menjadi penyebab infeksi paru-paru, meskipun lebih jarang terjadi. Contoh jamur yang dapat menyebabkan infeksi ini termasuk:

  • Pneumocystis jirovecii
  • Aspergillus
  • Histoplasma capsulatum

Infeksi paru-paru akibat jamur lebih umum terjadi pada orang yang mengalami imunosupresi, seperti penderita kanker tertentu atau HIV, atau mereka yang mengonsumsi obat imunosupresif.

Sumber: Detik.com

.

Updated: 15 April 2025 — 2:02 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *