10 Pelatih Teratas dengan Gelar UEFA Champions League Terbanyak

10 Pelatih Teratas dengan Gelar UEFA Champions League Terbanyak

Kebanggaan dalam sepak bola Eropa mungkin tak ada yang mengalahkan prestise yang dimiliki oleh UEFA Champions League. Sejak era Piala Eropa hingga puncak modern yang sekarang, kompetisi ini selalu menjadi ujian terbesar bagi klub dan pelatih.

Satu kemenangan di turnamen ini bisa menentukan karier seseorang, menjadikan pemain dan pelatih terabadikan dalam sejarah sepak bola.

banner 336x280

Bagi para pelatih, mengangkat trofi terkenal itu bukan sekadar simbol kepemimpinan atau strategi; itu adalah segel kebesaran dalam permainan yang selalu berubah.

Champions League mendorong persaingan yang tak kenal ampun, menyatukan elit Eropa yang dipenuhi superstar, dipenuhi ambisi tinggi, dan dimainkan di stadion yang disiarkan ke jutaan orang di seluruh dunia. Perjalanan dari fase grup hingga final adalah jalan yang berbahaya, hanya untuk yang terbaik dari yang terbaik, dan bahkan lebih sedikit yang berhasil mengangkat trofi tersebut.

Selama bertahun-tahun, hanya segelintir pelatih yang mampu memenangkan turnamen ini lebih dari sekali, atau melakukannya di era dan klub yang berbeda.

Siapa saja taktik handal yang telah meninggalkan jejak terbesar di panggung Champions League?

Berikut adalah daftar 10 pelatih yang telah memenangkan gelar UEFA Champions League terbanyak.

1. Carlo Ancelotti – 5 Gelar (2003, 2007, 2014, 2022, 2024)

Ketika berbicara tentang pemenang serial dalam sepak bola, tidak ada yang lebih menonjol daripada Carlo Ancelotti. Dikenal dengan alis terangkat dan sikap tenangnya di pinggir lapangan, Ancelotti telah membangun resume yang mengalahkan pelatih lainnya dalam sejarah Eropa.

Saat ini, Ancelotti adalah satu-satunya pelatih yang berhasil mengangkat trofi Champions League sebanyak lima kali.

Dinasti AC Milan (2003, 2007)

Kemenangan pertama Ancelotti datang bersama AC Milan, di mana ia membangun salah satu tim paling hebat di tahun 2000-an. Kemenangan 2003-nya merupakan hasil adu penalti yang menegangkan melawan Juventus, sedangkan kemenangan 2007 melihat Milan membalas dendam terhadap Liverpool.

Dominasi Real Madrid (2014, 2022, 2024)

Setelah sukses di Chelsea dan Paris Saint-Germain, Ancelotti mengambil alih Real Madrid pada 2013. Di musim pertamanya, ia memberikan La Décima (Gelar Champions League kesepuluh Madrid) dengan kemenangan dramatis di waktu tambahan melawan Atlético Madrid.

Hampir satu dekade kemudian, setelah kembali ke Everton, Ancelotti kembali bergabung dengan Real Madrid dan membawa mereka meraih dua gelar lagi (2022 dan 2024), semakin mengukuhkan warisannya sebagai pelatih Champions League terhebat sepanjang masa.


2. Zinedine Zidane – 3 Gelar (2016, 2017, 2018)

Transformasi Zinedine Zidane dari pemain legendaris menjadi pelatih kelas dunia adalah kisah nyata. Saat Real Madrid memberikan tanggung jawab kepemimpinan kepadanya pada 2016, banyak yang meragukan apakah status ikoniknya di lapangan akan diterjemahkan ke dalam dugout.

Era Madrid yang Tak Terhenti

Mengambil alih di tengah musim 2016, fleksibilitas taktis dan kemampuannya untuk mengelola ego (dengan bintang-bintang seperti Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Sergio Ramos) menyebabkan terciptanya tiga gelar berturut-turut:

  • 2016: Mengalahkan Atlético Madrid lewat adu penalti
  • 2017: Mengalahkan Juventus 4-1
  • 2018: Mengalahkan Liverpool 3-1

Kemampuan Zidane dalam mengelola ego, merotasi skuad, dan membuat keputusan taktis di laga-laga besar adalah apa yang membedakannya. Kepemimpinan dan keputusan cerdiknya membuatnya menjadi sosok legendaris baik sebagai pemain maupun pelatih — sebuah prestasi yang sangat langka.


3. Pep Guardiola – 3 Gelar (2009, 2011, 2023)

Tak dapat dipisahkan dari pembicaraan tentang sepak bola modern adalah Pep Guardiola. Seorang pria yang identik dengan evolusi taktis, sepak bola high-pressing, dan dominasi penguasaan bola, Guardiola telah membentuk identitas setiap klub yang dipimpinnya.

Era Emas Barcelona (2009, 2011)

Dengan tim yang menampilkan Lionel Messi, Xavi, dan Andrés Iniesta, Barcelona di bawah Guardiola mendominasi Eropa:

  • 2009: Kemenangan 2-0 atas Manchester United
  • 2011: Kemenangan 3-1 atas United lagi

Treble Sejarah Manchester City (2023)

Namun, keberhasilan tidak langsung didapat di Bayern Munich atau Manchester City, meskipun mendominasi di level domestik. Butuh waktu lebih dari satu dekade setelah gelar Champions League terakhirnya agar Guardiola akhirnya kembali menaklukkan Eropa. Pada 2023, tim Manchester City yang dipimpinnya mengalahkan Inter Milan di final, menyelesaikan treble sejarah dan sekali lagi mengukuhkan jeniusnya.


4. Sir Alex Ferguson – 2 Gelar (1999, 2008)

Ketika membahas keberhasilan jangka panjang, satu nama pasti muncul: Sir Alex Ferguson. Selama 27 tahun kepemimpinannya di Manchester United, pelatih asal Skotlandia ini membangun dinasti, menggulingkan rival, dan sepenuhnya mengubah sepak bola Inggris. Namun eksploitasi Eropanya pun tak kalah legendaris.

Ferguson pertama kali merasakan kemenangan Champions League pada 1999, memimpin tim muda United yang gigih meraih treble tak terlupakan, menjadi klub Inggris pertama yang mencapai prestasi tersebut.

Gelar 1999: Kemenangan comeback di waktu injury melawan Bayern Munich.

Gelar 2008: Kemenangan adu penalti melawan Chelsea.

Sekitar satu dekade kemudian, ia mengulangi prestasi tersebut, mengantarkan United meraih gelar lagi pada tahun 2008, mengalahkan Chelsea dalam adu penalti dramatis di Moskow.

Keberhasilan Ferguson di Eropa juga berkaitan dengan adaptabilitas dan umur panjangnya, selain dari kecemerlangan taktisnya. Sedikit pelatih yang dapat beradaptasi dengan perkembangan permainan sepertinya.


5. Vicente del Bosque – 2 Gelar (2000, 2002)

Warisan Del Bosque mencakup dua era keemasan: pertama sebagai taktik tenang dibalik Galácticos Real Madrid, lalu sebagai arsitek kemenangan Piala Dunia Spanyol 2010. Dua kemenangan Champions League-nya terjadi di masa transisi untuk Los Blancos, di mana ia dengan cerdik menyeimbangkan egos bintang dengan pragmatisme taktis.

Membangun Dinasti Galácticos

Del Bosque mengambil alih kursi pelatih pada tahun 1999 setelah menduduki jabatan sementara sebelumnya, mewarisi skuad yang beralih dari era “Quinta del Buitre” ke proyek Galácticos Florentino Pérez. Sikapnya yang tak mencolok terbukti sangat cocok untuk mengelola ego bintang.

Kemenangan 2000: Mengakhiri Penantian 32 Tahun Madrid

Kampanye 1999-2000 melihat Madrid melewati rintangan knockout yang ketat:

  • Perempat final: Bertahan dari treble winners Manchester United (agregat 3-2)
  • Semi final: Tersisa dari Bayern Munich (agregat 3-2)
  • Final: Mendominasi Valencia 3-0

Kemenangan 2002: Voli Zidane Menentukan Legasi

Dengan komposisi baru Galácticos, dalam 2001-02, del Bosque merangkai skuad dengan:

  • Zinedine Zidane (pembelian rekor dunia)
  • Luís Figo (pemenang Ballon d’Or)
  • Claude Makélélé (pahlawan lapangan tengah)

Jalan ke Glasgow menghadapi:

  • Perempat final: Tersisa dari Bayern Munich (agregat 3-2)
  • Semi final: Mengalahkan Barcelona (agregat 3-1)
  • Final: Voli ikonik Zidane menentukan kemenangan 2-1 melawan Leverkusen

6. Ottmar Hitzfeld – 2 Gelar (1997, 2001)

Ottmar Hitzfeld menjadi pelatih pertama yang memenangkan Champions League dengan dua klub berbeda, yaitu Borussia Dortmund (1997) dan Bayern Munich (2001). Persiapan yang teliti dan fleksibilitas taktisnya menjadikannya salah satu taktik paling dihormati di Eropa.

1997: Keajaiban Dortmund di Munich

Hitzfeld membangun tim Dortmund yang dianggap underdog dan berhasil mengalahkan superstar Juventus:

  • Fondasi Pertahanan: Ditopang oleh Matthias Sammer
  • Senjata Serangan: Karl-Heinz Riedle dan muda Lars Ricken
  • Semi final: Mengejutkan Manchester United (agregat 2-0)
  • Final: Gol-gol Riedle dan gol tercepat Ricken membawa kemenangan 3-1

2001: Mengakhiri Penantian Bayern Selama 25 Tahun

Setelah pindah ke Bayern, Hitzfeld menciptakan kekuatan Eropa lainnya:

  • Penjaga gawang: Kepemimpinan Oliver Kahn
  • Lapangan tengah: Stefan Effenberg
  • Jalan menuju Final:
    • Perempat final: Bertahan dari Manchester United (agregat 3-1)
    • Semi final: Mengalahkan Real Madrid (agregat 3-1)
  • Final: Penyelamatan penalti Kahn mengakhiri imbang melawan Valencia (1-1, 5-4 penalti)

Inovasi Taktis

Hitzfeld adalah pelopor dalam:

  • Fleksibilitas Situasional: Dapat beralih antara 3-5-2 dan 4-4-2
  • Keahlian Psikologis: Terkenal dengan permainan psikologis sebelum pertandingan
  • Organisasi Pertahanan: Membangun tim dari belakang ke depan

7. Jupp Heynckes – 2 Gelar (1998, 2013)

Jupp Heynckes adalah salah satu pelatih paling dihormati dalam sejarah sepak bola Jerman, terkenal dengan kecerdasan taktis dan kemampuannya membangun tim yang kohesif dan dominan. Dua kemenangan Champions League-nya datang 15 tahun terpisah, menunjukkan daya tahan dan kemampuan beradaptasinya.

Kemenangan Pertama: Real Madrid (1998)

Heynckes mengambil alih Real Madrid pada 1997, dan memimpin tim dengan legenda seperti Raúl, Fernando Hierro, dan Roberto Carlos ke gelar ketujuh Piala Eropa.

  • Final 1998: Melawan Juventus yang tangguh.
  • Moment Penting: Gol Predrag Mijatović mengamankan kemenangan 1-0.

Kemenangan Kedua: Bayern Munich (2013)

Setelah sukses di Bundesliga, Heynckes kembali ke Bayern untuk satu musim terakhir, dan memberikan kampanye salah satu yang terbaik yang pernah ada.

  • Musim 2012-13: Bayern mendominasi Eropa, mengalahkan Barcelona 7-0 di semifinal.
  • Final 2013 (Wembley): Kemenangan 2-1 atas Borussia Dortmund.

8. José Mourinho – 2 Gelar (2004, 2010)

José Mourinho dikenal luas setelah kemenangan luar biasa Porto pada Champions League 2004, yang kemudian diulangi dengan Inter Milan pada 2010, menyelesaikan treble bersejarah.

Kemenangan Underdog Porto 2004

Masterclass defensif Mourinho membawa Porto mengalahkan:

  • Manchester United (babak 16 besar)
  • Lyon (perempat final)
  • Deportivo La Coruña (semi final)
  • Final: Kemenangan 3-0 atas Monaco.

Treble Inter Milan 2010

Jenius kontra serangan Mourinho mencapai puncaknya di Inter:

  • Kemenangan Knockout: Chelsea, Barcelona, Bayern Munich
  • Final (2010): Gol Diego Milito membawa kemenangan 2-0 atas Bayern.

9. Luis Enrique – 1 Gelar (2015)

Luis Enrique mencapai puncak kariernya saat menjabat di Barcelona, yang dipimpin dalam salah satu musim paling dominan dalam sejarah sepak bola modern.

Perkembangan Taktis & Pertandingan Kunci

Enrique mengambil alih pada 2014 setelah sukses di Celta Vigo, langsung menerapkan gaya bermain yang lebih vertikal dan langsung.

  • Fase Grup: Memimpin grup berisikan PSG dan Ajax.
  • Dominasi Knockout:
    • Babak 16 besar: Mengalahkan Manchester City 3-1
    • Perempat final: bertahan dari PSG (agregat 5-1)
    • Semifinal: Menghancurkan Bayern Munich 5-3.

Final 2015: Menaklukkan Juventus

Final di Olympiastadion Berlin adalah pertarungan antara Barcelona dan Juventus yang legendaris:

  • Gol pertama: Ivan Rakitić
  • Gol penyeimbang: Álvaro Morata
  • Gol kedua: Luis Suárez
  • Gol penutup: Neymar

Enrique menjadi satu dari lima pelatih yang memenangkan treble Eropa, mengukuhkan posisinya di antara pelatih-pelatih hebat Barcelona.


10. Thomas Tuchel – 1 Gelar (2021)

Kedatangan Thomas Tuchel di Chelsea pada Januari 2021 memicu salah satu kampanye Champions League paling menakjubkan dalam ingatan baru-baru ini. Mengambil alih skuad yang kesulitan, Jerman ini menerapkan sistem 3-4-3 yang menjadikan Chelsea sebagai kekuatan defensif yang sulit ditembus.

Jalan Menuju Kemenangan: Masterclass Defensif

Tuchel membuat Chelsea hanya kebobolan 2 gol dalam 7 pertandingan knockout:

  • Babak 16 besar: Memastikan kemenangan melawan Atlético Madrid (agregat 3-0).
  • Perempat final: Mengalahkan Porto 2-1.
  • Semifinal: Mengalahkan Real Madrid (agregat 3-1).

Final 2021: Menaklukkan Guardiola

Melawan Manchester City di Porto, rencana permainan Tuchel sempurna:

  • Gol kemenangan: Kai Havertz
  • Dinding Defensif: Rüdiger, Christensen, dan Azpilicueta
  • Statistik Kunci: Chelsea hanya membiarkan 1 tembakan tepat sasaran dari City.

Tuchel bergabung dengan kelompok elit pelatih yang mencapai final berturut-turut dengan klub yang berbeda, membuktikan fleksibilitas taktisnya.

Anda Mungkin Juga Ingin Membaca Ini

(Kunjungan sebanyak 7 kali, 7 kunjungan hari ini)

This HTML content has been structured with sections for each of the top managers and includes added information and details to provide a comprehensive overview of their achievements in the UEFA Champions League. Feel free to modify it further to fit your needs!

Updated: 18 April 2025 — 8:08 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *