Sejumlah peneliti asal Australia telah menemukan berbagai spesies unik di kedalaman Samudra Antartika, termasuk babi laut. Para peneliti yang berada di kapal pemecah es Australia, RSV Nuyina, menyatakan bahwa beberapa organisme laut yang mereka temukan mungkin belum pernah diketahui sebelumnya oleh dunia sains.
RSV Nuyina saat ini sedang melakukan misi 60 hari ke tepi benua es, yang merupakan perjalanan pertamanya yang secara khusus difokuskan pada penelitian kelautan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fokus utama dari ekspedisi ini adalah untuk memahami pengaruh air hangat terhadap Gletser Denman, yang merupakan gletser dengan laju pencairan tercepat di Antartika Timur. Namun, tim juga mengumpulkan dan menganalisis keanekaragaman hayati unik yang ada di Samudra Antartika.
Penemuan Spesies Baru, dari Laba-laba Laut hingga Babi Laut
Di antara penemuan tersebut, terdapat laba-laba laut yang berukuran sebesar tangan, bintang laut seukuran piring, serta spesies gurita yang khusus untuk kawasan tersebut, seperti yang dijelaskan oleh Profesor Jan Strugnell dari Universitas James Cook.
Spesimen yang berhasil dikumpulkan mencakup banyak babi laut, yang merupakan sejenis teripang, serta krustasea kecil bernama isopoda yang hidup di dasar laut. “Kami telah mengumpulkan beragam keanekaragaman hayati laut yang signifikan, dan mungkin beberapa di antaranya adalah spesies baru bagi sains,” ungkap Profesor Strugnell, yang terlibat dalam program penelitian Securing Antarctica’s Environmental Future.
Selain itu, kapal tersebut dilengkapi dengan fasilitas pengumpulan yang dirancang untuk menangkap makhluk kecil tanpa menyakiti mereka. Salah satunya adalah kupu-kupu laut, sejenis siput laut yang terlihat seperti mengepakkan sayap saat bergerak di air, yang kemudian berhasil bertelur di akuarium kapal. Ini memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk mendokumentasikan perkembangan telur pteropoda untuk pertama kalinya.
“Tim sangat bersemangat dapat mengamati dan merawat makhluk kecil ini, sehingga mereka dapat mengungkap semua rahasia yang selama ini tersembunyi,” ujar Dra Laura Herraiz Borreguero dari CSIRO dan Australian Antarctic Program Partnership.
(nah/pal)
.