Jakarta, KOMPAS.com – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mengonfirmasi bahwa jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Jakarta Timur tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy, menjelaskan bahwa jika melihat tren, seharusnya kasusnya sudah meningkat pada tahun 2025. Namun, hingga saat ini, jumlah kasus masih rendah.
Herwin menduga bahwa penurunan kasus DBD bisa jadi disebabkan oleh perubahan iklim. Ia berharap kondisi ini tidak berlanjut dengan peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya. Meskipun di Jakarta secara keseluruhan tidak ada peningkatan yang mencolok, ada beberapa kecamatan yang tetap melaporkan kasus DBD, seperti Pasar Rebo, yang dikenal dengan banyaknya pepohonan dan hutan.
Hingga 12 Maret 2025, Jakarta Timur melaporkan 265 kasus DBD, dengan rincian 133 kasus di bulan Januari, 113 kasus di Februari, dan 39 kasus hingga pertengahan Maret. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jakarta mencatat 1.416 total kasus DBD dari Januari hingga 9 Maret 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Ani Ruspitawati, menyatakan bahwa angka tersebut diperoleh dari laporan kasus melalui sistem surveilans. Selama periode yang sama, insidensi rate adalah 12,48 per 100.000 penduduk.
Meskipun tren mingguan DBD bersifat fluktuatif, cenderung cukup stabil. Jakarta Barat mencatat kasus tertinggi dengan 418 kasus dan insidensi rate 15,98 per 100.000 penduduk. Jakarta merupakan daerah endemis DBD, sehingga kasus selalu muncul setiap tahun dan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca..