Milan
Inter Milan saat ini dalam performa yang baik untuk mengejar trofi treble, dan pelatih Simone Inzaghi merasa optimis tentang peluang tersebut. Namun, ada satu hal yang harus diingat.
Inter berpotensi untuk meraih tiga gelar musim ini. Mereka memimpin di Serie A dengan selisih tiga poin dari Napoli, dan semakin dekat dengan gelar di dua kompetisi lainnya.
Klub yang dikenal sebagai Nerazzurri ini akan bertemu dengan rival sekota mereka, AC Milan, di semifinal Coppa Italia. Di Liga Champions, Lautaro Martinez dan rekan-rekannya akan berhadapan dengan Bayern Munich di babak perempatfinal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Momentum positif ini memberi peluang bagi Inter untuk mengulangi kesuksesan luar biasa yang terjadi pada musim 2009/2010 ketika mereka meraih treble di bawah asuhan Jose Mourinho. Inter masih menjadi satu-satunya klub Italia yang berhasil meraih tiga gelar utama dalam satu musim.
Pada awal Maret, pelatih Simone Inzaghi sempat mengekspresikan ambisi timnya untuk mengejar tiga trofi, yang sempat diilustrasikan dengan gestur tiga jari. Namun, ia kemudian mengoreksi bahwa target mereka bukan hanya tiga, tetapi empat gelar, termasuk Piala Dunia Antarklub.
Pelatih legendaris Italia Fabio Capello melihat ini sebagai sinyal positif bagi Inter Milan, karena ia ingin timnya menyadari kemampuan mereka untuk meraih prestasi tersebut.
Namun, tantangan bagi Inter terletak pada pendekatan mereka terhadap setiap pertandingan. Jika mereka terpeleset melawan tim yang lebih lemah, itu dapat mengurangi rasa percaya diri.
“Saat ini, gestur tiga jari dari Inzaghi memberi dampak besar. Ketika pelatih melakukan itu, itu menunjukkan keyakinan tinggi bahwa meraih tiga trofi adalah hal yang mungkin,” tulis Capello dalam kolomnya.
“Saya tahu dari pengalaman betapa pentingnya rasa percaya diri itu, dan dia jelas bisa menularkannya kepada timnya. Ancaman utama sekarang adalah meremehkan pertandingan melawan tim-tim yang dianggap lebih lemah.”
“Ketika menghadapi lawan yang kuat, Inter dapat menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Namun, dalam melawan tim yang lebih lemah, saya mengerti risiko yang dihadapi tim-tim besar, penting untuk menghindari bermain dengan santai dan kehilangan fokus,” tambahnya.
(raw/bay)
.