Bebaskan Ponsel dan Komputer dari Biaya Impor yang Tinggi, iPhone Mendapatkan Keuntungan.

KOMPAS.com – Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk menghapuskan tarif impor untuk ponsel pintar dan komputer. Kebijakan ini termasuk dalam penghapusan bea masuk 125 persen yang sebelumnya dikenakan untuk barang-barang asal China.

Dalam pengumuman resmi yang dirilis oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS pada Jumat malam, beberapa barang akan dibebaskan dari tarif global 10 persen yang berlaku untuk hampir semua negara, serta tarif impor tambahan yang lebih tinggi khusus untuk produk-produk dari China.

Sumber dari BBC menyebutkan bahwa keputusan ini diambil setelah adanya kekhawatiran dari perusahaan teknologi di AS tentang potensi lonjakan harga perangkat elektronik, mengingat banyak produk yang berasal dari China.

Selain ponsel pintar dan komputer, tarif juga dibebaskan untuk berbagai jenis perangkat elektronik dan komponen lainnya, termasuk semikonduktor, sel surya, dan kartu memori.

Diperkirakan bahwa jika tarif diteruskan kepada konsumen, harga iPhone dan produk elektronik lainnya di AS bisa mengalami kenaikan signifikan, hingga tiga kali lipat.

AS merupakan pasar utama bagi iPhone, dengan data menunjukkan bahwa Apple menguasai lebih dari setengah pangsa pasar smartphone di negeri tersebut tahun lalu. Sekitar 80 persen dari iPhone yang dijual di AS diproduksi di China, sementara sisanya dibuat di India.

Apple dan produsen besar lainnya seperti Samsung telah berupaya mendiversifikasi rantai pasokan mereka dalam beberapa tahun terakhir untuk mengurangi ketergantungan pada China, dengan India dan Vietnam menjadi pusat produksi alternatif yang semakin penting.

Setelah diberlakukannya tarif baru, Apple dilaporkan mempercepat produksi perangkatnya di India. Sebelumnya, Trump berencana untuk mengenakan tarif tinggi terhadap sejumlah negara lainnya, namun mengubah kebijakan itu dengan memberikan jeda selama 90 hari bagi negara-negara yang terdampak, kecuali China.

Tarif untuk produk asal China sendiri justru dinaikkan menjadi 145 persen sebagai respons terhadap ancaman balasan dari Beijing yang berencana mengenakan bea masuk 84 persen terhadap barang-barang dari AS. Dalam kebijakan yang baru, negara-negara yang tidak menerapkan tarif balasan akan dikenakan tarif 10 persen hingga Juli mendatang.

Gedung Putih menyatakan bahwa kebijakan ini adalah bagian dari strategi negosiasi untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang lebih menguntungkan bagi AS, serta untuk mengatasi ketidakadilan dalam sistem perdagangan global dan memulihkan lapangan kerja serta industri manufaktur domestik.

.

Updated: 12 April 2025 — 5:55 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *