Keluhan Whistleblower memperluas klaim bahwa Facebook pernah membangun alat sensor untuk menang atas China

Berita Populer: Keluhan Whistleblower Ungkap Klaim Baru tentang Alat Sensor Facebook untuk Penuhi Tuntutan China

Jakarta, 15 November 2023 – Dalam sebuah pengungkapan mengejutkan, seorang whistleblower yang pernah bekerja di Facebook (Meta) telah mengajukan keluhan yang memperluas tuduhan bahwa perusahaan teknologi raksasa tersebut pernah merancang alat sensor untuk memenuhi tuntutan pemerintah China. Hal ini menimbulkan perdebatan sengit tentang etika dan tanggung jawab perusahaan teknologi dalam menghadapi politik global dan kebebasan berekspresi.

Dalam dokumen yang bocor, whistleblower tersebut mengklaim bahwa Facebook mengembangkan teknologi yang dirancang untuk mematuhi kebijakan sensor yang ketat di China, yang memungkinkan pemerintah untuk mengendalikan informasi dan membatasi akses terhadap konten yang dianggap sensitif. Alat tersebut konon bisa mengenali dan menghapus konten yang tidak sesuai dengan regulasi pemerintah, bahkan sebelum pengguna dapat melihatnya.

Klaim ini muncul di tengah sorotan intens terhadap bagaimana perusahaan-perusahaan teknologi besar beroperasi di pasar dengan regulasi paling ketat di dunia, seperti China. Banyak pakar menganggap bahwa langkah ini menunjukkan bahwa Facebook mungkin lebih mementingkan keberlanjutan bisnisnya di pasar tersebut ketimbang mempertahankan prinsip kebebasan berekspresi global.

Menurut whistleblower, proyek pengembangan alat sensor itu tidak hanya berlangsung dalam waktu singkat. Dia menyebutkan bahwa ada investasi besar dari perusahaan untuk menciptakan sistem yang efisien dan efektif dalam mengelola konten, seiring dengan ekspektasi untuk meningkatkan pengguna di China. Selain itu, dia menuduh bahwa praktik semacam ini dapat menempatkan pengguna di seluruh dunia dalam risiko, karena keputusan untuk menyensor suatu konten mungkin tidak berdasarkan transparansi dan akuntabilitas.

Facebook, dalam pernyataannya, membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa mereka selalu berusaha untuk mematuhi hukum dan regulasi di setiap negara tempat mereka beroperasi. Perusahaan juga menekankan komitmennya terhadap kebijakan privasi dan kebebasan berekspresi.

Pengungkapan ini telah menarik perhatian para aktivis hak asasi manusia dan analis industri yang mempertanyakan apakah perusahaan seperti Facebook seharusnya menyesuaikan operasional mereka untuk beroperasi di negara-negara dengan kebijakan sensor yang ketat. Kritikus menyerukan perlunya regulasi yang lebih ketat untuk melindungi kebebasan berbicara dan menghindari kolusi antara perusahaan teknologi dan pemerintah otoriter.

Kasus ini semakin memperpanjang kontroversi mengenai di mana garis batas antara bisnis dan etika, serta bagaimana perusahaan teknologi dapat beroperasi secara global tanpa mengorbankan nilai-nilai fundamental. Dengan semakin meningkatnya perhatian publik dan tekanan dari berbagai pihak, akan menarik untuk melihat bagaimana Facebook dan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya akan menanggapi pengungkapan ini ke depannya.

Facebook #Whistleblower #Sensor #HakAsasiManusia #China

Updated: 9 Maret 2025 — 11:09 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *