Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengecam aksi keji tersebut dan berjanji bahwa para pelaku akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Berdasarkan laporan dari kantor berita, serangan ini memaksa Modi untuk mempersingkat kunjungannya ke Arab Saudi dan segera kembali ke India. Sesampainya di tanah air, ia langsung berkoordinasi dengan pejabat keamanan terkait.
Meskipun belum ada jumlah korban resmi yang diumumkan, sumber keamanan melaporkan bahwa 26 orang tewas pada Selasa (22/4) ketika sekelompok bersenjata menyerang kerumunan pengunjung di lokasi wisata populer dengan senjata otomatis. Kepala Menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, menyatakan bahwa serangan ini lebih besar dibandingkan dengan serangan-serangan yang menargetkan warga sipil dalam beberapa tahun terakhir.
Sampai saat ini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, di wilayah mayoritas Muslim ini, beberapa kelompok pemberontak telah berjuang untuk independensi atau penggabungan dengan Pakistan sejak 1989. Di sisi lain, wilayah Kashmir diklaim sepenuhnya oleh India dan Pakistan.
Wartawan yang berada di lokasi serangan, Pahalgam, melaporkan adanya pengerahan besar-besaran pasukan keamanan. Operasi pencarian terus dilakukan dengan fokus utama untuk menangkap para penyerang. Serangan ini terjadi sehari setelah Modi melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat di New Delhi.
Modi menegaskan, “Agenda jahat mereka tidak akan pernah berhasil. Tekad kita dalam memerangi terorisme tidak tergoyahkan dan akan semakin kuat.” Catatan serangan terhadap warga sipil paling mematikan lainnya terjadi pada Maret 2000, ketika 36 warga India kehilangan nyawa pada malam mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton berkunjung.
Hoegeng Awards 2025
Bacalah kisah inspiratif dari kandidat polisi teladan di sini.
.