Anak-anak yang paling rentan terhadap DBD, berikut empat cara untuk mencegahnya.

Jakarta: Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, menyatakan bahwa pada tahun 2024, jumlah total kasus DBD di Indonesia hampir mencapai 250 ribu kasus, dengan lebih dari 1.000 kasus kematian tercatat di 488 kabupaten/kota di 36 provinsi.

“Sejak 2016, tren peningkatan kasus DBD di Indonesia terus berlanjut. Dari awal tahun 2025 hingga 16 Februari, jumlah kasus telah mencapai 10.752 kasus dengan 48 kematian,” kata dr. Ina Agustina.

“Lonjakan kasus tertinggi terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” tambahnya.

Menurut Dr. dr. Anggraini Alam, Sp. A(K), Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis di RSUP Dr. Hasan Sadikin – Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, anak-anak memiliki risiko tinggi mengalami kasus DBD yang berat dan berpotensi fatal.

Dr. Anggraini mengungkapkan, “Semua orang memiliki risiko terkena dengue, dari bayi hingga lansia. Sekitar 75% kasus dengue dijumpai pada kelompok usia 5-44 tahun, dan proporsi tingkat kematian tertinggi, yaitu 40%, terjadi pada anak-anak berusia 5-14 tahun.” Oleh karena itu, orang tua diminta untuk mengambil langkah pencegahan sejak dini guna melindungi anak dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang menyebarkan virus dengue.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk melindungi anak dari risiko DBD:

1. Melakukan 3M

Melakukan 3M setiap minggu, yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang, adalah cara efektif untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Pastikan untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah, seperti tidak menumpuk sampah dan membersihkan tempat sampah secara rutin. Selain itu, jaga agar pakaian yang sudah dipakai tidak menumpuk terlalu lama dan simpan dalam wadah tertutup atau cuci segera setelah digunakan.

Di luar rumah, dapat melakukan cara-cara seperti menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, serta menaburkan larvasida di tempat-tempat yang berpotensi menampung air.

2. Menghindari Gigitan Nyamuk

Melindungi anak dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sangat penting dalam mencegah DBD. Anak-anak sebaiknya menggunakan kelambu saat tidur siang. Selain itu, penerapan minyak telon juga terbukti efektif untuk mengusir nyamuk.

3. Meningkatkan Imunitas Anak

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak sangat penting untuk mencegah DBD. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan makanan bergizi, cukup berolahraga, dan memastikan anak memiliki waktu istirahat yang cukup, serta melakukan vaksinasi sesuai anjuran.

4. Menggunakan Pakaian Tertutup

Memastikan anak mengenakan pakaian panjang dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk. Pakaian lengan panjang dan celana panjang sangat disarankan, terutama saat berada di luar rumah atau di daerah yang banyak nyamuk.

Cek berita dan artikel lain untuk informasi lebih lanjut.

(FIR)

.

Updated: 23 April 2025 — 5:19 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *