Pengaruh Ekstrak Daun Ruellia Tuberosa L terhadap Perbaikan Kerusakan Histopatologis

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, yaitu peningkatan kadar gula darah yang berlangsung kronis akibat kurangnya insulin atau ketahanan terhadap insulin. Salah satu komplikasi yang sering terjadi akibat kondisi ini adalah nefropati diabetik, yang merupakan suatu kondisi progresif yang menyebabkan kerusakan pada struktur dan fungsi ginjal. Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh stres oksidatif dan peradangan yang mempercepat degenerasi jaringan ginjal.

Obat yang umum diresepkan untuk pengobatan diabetes adalah metformin. Meskipun efektif, metformin dapat menyebabkan efek samping, salah satunya adalah asidosis laktat. Kondisi ini terjadi ketika kadar asam laktat dalam tubuh meningkat secara drastis, yang dapat mempengaruhi keseimbangan pH darah dan urin, memberikan beban tambahan pada ginjal, dan berpotensi memperparah kerusakan ginjal. Penelitian terbaru menemukan bahwa ekstrak daun Ruellia tuberosa L. dapat berfungsi sebagai agen renoprotektif yang dapat membantu mencegah kemajuan kerusakan ginjal akibat diabetes.
Dalam penelitian ini, metode eksperimental diterapkan menggunakan model hewan coba, yaitu tikus putih (Rattus norvegicus). Diabetes diinduksi melalui injeksi aloksan (150 mg/kg BB). Tikus dibagi menjadi lima kelompok: kelompok kontrol negatif (K-) yang sehat tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif (K+) yang terdiri dari tikus diabetes yang menerima metformin dosis 50 mg/kg BB, serta tiga kelompok yang menerima ekstrak Ruellia tuberosa L. dengan dosis 200 mg/kg BB (P1), 400 mg/kg BB (P2), dan 800 mg/kg BB (P3). Perlakuan dilakukan selama 21 hari, setelah itu ginjal dievaluasi melalui analisis histopatologi untuk menilai tingkat kerusakan jaringan ginjal.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok yang diinduksi aloksan mengalami perubahan patologis di ginjal, seperti nekrosis glomerulus dan degenerasi tubulus proksimal. Namun, pemberian ekstrak Ruellia tuberosa L. secara signifikan mengurangi tingkat kerusakan ginjal dibandingkan dengan kelompok kontrol positif.
Dosis tertinggi ekstrak, yaitu 800 mg/kg BB, menunjukkan efektivitas proteksi optimal, dengan skor histopatologi yang mendekati kelompok kontrol negatif. Uji statistik Kruskal-Wallis mengindikasikan adanya perbedaan signifikan di antara kelompok perlakuan (p<0,05). Uji lanjut dengan Mann-Whitney mengonfirmasi bahwa hasil dari kelompok P3 tidak menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan kelompok kontrol negatif, yang membuktikan efektivitas ekstrak daun Ruellia tuberosa L. dalam melindungi ginjal dari kerusakan akibat diabetes.
Ekstrak daun Ruellia tuberosa L. mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Senyawa-senyawa ini dapat mengurangi stres oksidatif dengan menghambat produksi Reactive Oxygen Species (ROS) serta mengurangi jalur inflamasi yang berkontribusi pada kerusakan ginjal. Selain itu, kandungan fitokimia dalam ekstrak ini juga dapat meningkatkan mekanisme autofagi, yang membantu regenerasi sel ginjal yang telah rusak.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun Ruellia tuberosa L. memberikan efek renoprotektif yang signifikan terhadap kerusakan ginjal yang disebabkan oleh diabetes mellitus. Dosis optimal berdasarkan penelitian ini adalah 800 mg/kg BB, yang terbukti mampu menekan perkembangan nefropati diabetik. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang potensi penggunaan ekstrak daun Ruellia tuberosa L. sebagai terapi alami dalam pengelolaan komplikasi diabetes.

Penulis: Tridiganita Intan Solikhah, drh., M.Si

.

Updated: 15 April 2025 — 4:06 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *