Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memulai pemecatan massal di Voice of America (VOA) serta media-media lain yang didanai oleh AS. Langkah Trump ini menunjukkan keinginannya untuk membatasi media yang dianggap vital bagi pengaruh AS selama ini.
Hanya satu hari setelah semua karyawan diberhentikan, para staf kontrak menerima email yang menginformasikan bahwa mereka dipecat pada akhir Maret.
Sumber dari kantor berita AFP melaporkan bahwa email tersebut, yang telah dikonfirmasi oleh beberapa karyawan, menyampaikan bahwa “Anda harus segera menghentikan semua pekerjaan dan tidak diizinkan untuk mengakses gedung atau sistem agensi mana pun.”
Iklan
Gulir untuk melanjutkan konten
Staf kontrak merupakan bagian terbesar dari tenaga kerja di VOA, terutama dalam layanan bahasa non-Inggris, meskipun data terkini mengenai jumlah mereka belum dirilis. Banyak di antara pekerja kontrak tersebut bukan merupakan warga negara AS.
Di sisi lain, staf penuh waktu di VOA yang memiliki perlindungan hukum lebih banyak, tidak dipecat segera, tetapi masa kerja mereka terpaksa dihentikan dan mereka telah diinstruksikan untuk tidak aktif menjalankan tugas.
Voice of America, yang didirikan selama Perang Dunia II, menyiarkan informasi ke seluruh dunia dalam 49 bahasa dengan misi untuk menjangkau negara-negara yang mengalami pembatasan media.
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
.