Terungkap melalui penelitian, pola makan tertentu dapat memicu kanker paru.

Jakarta

Tim peneliti dari University of Florida Health (UF Health) menemukan bahwa pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru. Penelitian ini didukung oleh sejumlah hibah dari National Institutes of Health serta kolaborasi antara Markey Cancer Center di University of Kentucky dan UF Health Cancer Center.

“Sebagai penyakit, kanker paru-paru umumnya tidak dikaitkan dengan pola makan,” ujar Ramon Sun, PhD, profesor madya dan direktur Pusat Penelitian Biomolekul Spasial Lanjutan UF, sebagaimana dilaporkan oleh UF Health.

“Penyakit kanker lain seperti kanker pankreas dan kanker hati memang sering kali diperhatikan dari aspek pola makan. Namun, dalam konteks kanker paru-paru, jarang sekali dibahas mengenai peran pola makan,” lanjutnya.

Menurut pengetahuan tim peneliti, penelitian ini merupakan yang pertama kali menyelidiki hubungan antara kanker paru-paru dan pola makan tidak sehat di pusat kanker yang diakui oleh NCI. Mereka memanfaatkan platform metabolomik spasial yang dikembangkan oleh Sun pada tahun 2020.

Studi ini berfokus pada akumulasi glikogen, yang merupakan molekul penyimpanan terdiri dari glukosa, yang diketahui terakumulasi pada tingkat yang tinggi dalam berbagai jenis kanker dan penyakit lainnya.

Melalui eksperimen di laboratorium dan pemodelan berbasis komputer, peneliti berhasil menunjukkan bahwa glikogen berperan sebagai metabolit yang mendukung pertumbuhan kanker paru-paru. Semakin banyak glikogen yang terdapat dalam sel kanker, semakin besar dan parah pertumbuhan tumor yang dihasilkan. Ketika tikus diberi “diet ala Barat” yang tinggi lemak dan fruktosa, kadar glikogen dalam darah mereka meningkat dan tumor paru-paru juga berkembang lebih pesat. Sebaliknya, penurunan kadar glikogen mengakibatkan pertumbuhan tumor yang berkurang.

Pola makan ala Barat biasanya ditandai dengan tingginya konsumsi daging merah, makanan olahan, gula, dan lemak jenuh, serta rendahnya asupan sayuran dan buah-buahan.

“Makanan yang menjadi bagian dari pola makan ala Barat meningkatkan kandungan glikogen dan memungkinkan tumor kanker paru-paru tumbuh lebih cepat dengan menyediakan energi yang dibutuhkan untuk perkembangan tumor. Glikogen terbukti menjadi ‘indikator yang sangat baik’ untuk pertumbuhan dan kematian tumor pada pasien kanker paru-paru,” ungkap Sun.

Meskipun penelitian ini menunjukkan hubungan antara kanker paru-paru dan pola makan, ini bukan kali pertama nutrisi menjadi fokus dalam pencegahan dan penanganan kanker.

“Ke depan, strategi pencegahan kanker harus mencerminkan keberhasilan kampanye antirokok, dengan lebih menekankan pada kesadaran publik dan kebijakan yang mendukung pilihan makanan sehat sebagai bagian penting dari pencegahan penyakit,” tambah Sun.

“Mengembangkan kebiasaan makan yang lebih baik bisa menjadi alat yang efektif dalam pencegahan kanker paru-paru,” kata Matthew Gentry, PhD, kolaborator dalam studi ini dan profesor sekaligus ketua di departemen biokimia dan biologi molekuler di UF College of Medicine.

(suc/suc)

.

Updated: 17 Maret 2025 — 4:54 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *