4 Tanda Penyakit Lyme yang Sering Terabaikan, Apakah Dapat Disembuhkan?

TEMPO.CO, Jakarta – Penyakit Lyme adalah infeksi yang disebabkan oleh gigitan serangga, terutama dari laba-laba kecil yang sering ditemukan di semak-semak atau pepohonan, yang menyebarkan parasit. Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik jika terdeteksi secara dini. Para ahli menyarankan agar kita mengenali gejalanya agar pengobatan tidak tertunda, yang dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius.

Dr. Tammy Lundstrom, seorang spesialis penyakit infeksi di Trinity Health, Michigan, dan Dr. Sarah Park, dokter penyakit infeksi di Karius, Honolulu, Hawaii, menyebutkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai. Mereka berbagi informasi tersebut dalam suatu wawancara.

Ruam Bulat
Ruam berbentuk bulat yang menyerupai target, atau dikenal dengan istilah medis migran eritema, adalah salah satu gejala utama penyakit Lyme. Menurut Lundstrom, ruam ini dapat terasa sangat menyakitkan dan sulit untuk dideteksi pada orang dengan kulit gelap. Park menjelaskan bahwa ruam ini biasanya muncul 3 hingga 30 hari setelah terkena gigitan serangga.

Gejala seperti Flu
Gejala yang mirip dengan flu, seperti nyeri sendi, demam, menggigil, dan sakit kepala, mungkin tidak langsung diasumsikan sebagai penyakit Lyme. Lundstrom menyatakan bahwa gejala ini sering kali bisa disalahartikan sebagai infeksi virus biasa, seperti flu atau pilek. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul ruam bulat bersamaan dengan gejala lainnya.

Lesu
Kelelahan mendadak juga dapat menjadi tanda awal penyakit Lyme. Park menekankan bahwa kondisi lesu sering kali diabaikan dan dianggap sebagai akibat dari kurang tidur atau kelelahan akibat aktivitas sehari-hari.

Ruam Lainnya
Selain ruam bulat yang menyerupai target, terdapat beberapa jenis ruam lain yang juga bisa menjadi indikasi awal penyakit Lyme. Park menambahkan bahwa masalah kulit lainnya, seperti biduran atau sensasi terbakar mirip sinar matahari, juga dapat muncul.

Apakah Penyakit Ini Bisa Disembuhkan?

Penyakit Lyme memiliki risiko tinggi bagi mereka yang sering melakukan aktivitas luar ruangan atau berkemah di area hutan yang lebat. Pemilik hewan peliharaan juga berisiko terjangkit melalui kutu yang terdapat pada hewan mereka. Namun, dapatkah penyakit ini disembuhkan?

Jawabannya adalah ya. Pengobatan dengan antibiotik untuk orang dewasa dapat mengatasi infeksi ini, dan sebagian besar pasien dapat sembuh sepenuhnya. Namun, jika pengobatan dilakukan terlambat, kerusakan mungkin sudah terjadi.

Menurut informasi dari Johns Hopkins Medicine, beberapa pasien Lyme mungkin mengalami sindrom pascapenyakit Lyme (PLDS) yang ditandai dengan nyeri tulang dan saraf yang menetap, kelelahan, serta masalah daya ingat. Para peneliti di Johns Hopkins juga menerbitkan artikel mengenai gangguan sistem saraf otonom yang dapat dialami oleh penderita PLDS.

Sebuah sumber menyebutkan bahwa beberapa sindrom yang terkait termasuk sindrom postural ortostatis takikardia (POTS) dan distrofi refleks simpatetik (CRPS). Kedua kondisi ini dapat menyebabkan beragam gejala, seperti kepala terasa ringan, pingsan, hingga nyeri yang parah. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Pilihan Editor: Cegah AMR, Kemenkes Minta Konsumsi Antibiotik dengan Bijak

.

Updated: 27 Maret 2025 — 9:26 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *